Pencurian Ringan di Laut Paling Banyak Terjadi di Indonesia

WE.CO.ID, Jakarta - Kejahatan maritim berkategori pencurian ringan (petty theft) mendominasi perairan Asia pada 2013. Lebih dari separohnya terjadi di Indonesia.

Dari 150 kasus kejahatan di seantero kawasan Asia pada tahun lalu, pencurian ringan mencapai 51 kasus atau 77%. Demikian dilaporkan oleh Information Sharing Center-Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery Against Ships in Asia (ReCAAP) di Singapura.

“Kondisi tersebut telah berlangsung sejak 2012 dan terus berlanjut hingga tahun lalu. Ini berarti perairan Asia berada dalam kondisi yang relatif aman,” ungkap Moh Yasin, Kepala Pusat Informasi Keamanan Maritim Indonesia (PIKMI), The National Maritime Institute (Namarin) dalam keterangannya yang disampaikan kapada WE ONLINE, Selasa (11/2/2014).

PIKMI yang merupakan mitra ISC-ReCAAP di Indonesia itu menambahkan kejadian pencurian di atas kapal kebanyakan terjadi ketika kapal sedang lego jangkar (anchorage) dan berada di area pelabuhan. Lebih dari setengah pencurian itu terjadi di wilayah Indonesia.

Dalam sistem pencatatan ISC-ReCAAP, pencurian di atas kapal digolongkan ke dalam kategori 3. Artinya, kejahatan maritim yang terjadi dinilai kurang signifikan dampaknya. Para pelakunya menaiki kapal secara diam-diam layaknya pencuri dan kabur setelah mendapatkan apapun barang berharga yang dijumpai di atas kapal.

Sementara itu, kategori 2 adalah kejahatan maritim yang dinilai cukup signifikan yang ditandai dengan penggunaan senjata tajam, biasanya berupa pisau atau parang, oleh para pelaku saat menyerang kapal.

Kategori terberat dalam kejahatan maritim adalah kategori 1, yakni kejahatan yang menimbulkan dampak sangat signifikan terhadap korban. Kejahatan di laut yang digolongkan ke dalam kelompok ini ialah perompakan atau piracy.

nurcholish@wartaekonomi.com

Sumber: Warta Ekonomi Online, 11 Februari 2013 (http://wartaekonomi.co.id/berita24228/pencurian-ringan-di-laut-paling-banyak-terjadi-di-indonesia/latest_news.html)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membedah Pengenaaan CHC dan THC di Pelabuhan

In search for a new IMO Secretary-General – assessing Indonesia’s strength at the Global Maritime Forum

Mungkinkah TNI-AL menjadi blue-water navy (kembali)?