Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2014

Bersama Prof. Geoffrey Till

Gambar
  Profesor Geoffrey Till berkunjung ke Jakarta baru-baru ini. Pakar Keamanan Maritim dan Guru Besar di RSIS-NTU Singapura ini menghadiri sebuah konferensi bidang keamanan maritim. Di tengah kesibukannya, dia mengundang saya makan malam sekaligus menjadi narasumber untuk proyek penelitiannya yang tengah berlangsung.

Merangkul Sektor Pelayaran

Gambar
Dahulu ada film berjudul Mendadak Dangdut yang lumayan terkenal. Film ini menggambarkan bagaimana dua anak manusia yang tidak mengenal musik itu, karena keadaan terpaksa, menyanyikannya di atas panggung musik di sebuah kampung demi menghindari kejaran polisi. Dengan kepemimpinan nasional dipegang oleh Presiden Joko Widodo, kini muncullah “mendadak maritim”. Mirip seperti Mendadak Dangdut , isu kemaritiman dibicarakan oleh berbagai kalangan, tidak peduli apakah mereka memiliki pengetahuan atau tidak tentang apa itu kemaritiman. Yang terjadi akhirnya adalah oversimplifikasi makna kemaritiman. Kemaritiman dimaknai sama dengan keluatan, padahal ini dua hal yang berbeda. Menurut diplomat emeritus Hasjim Djalal, kelautan bersifat fisikal, sementara kemaritiman adalah jiwa dan pikiran yang pandai memanfaatkan laut. Jika Presiden Joko Widodo berkali-kali menyebut kata “maritim” atau “kemaritiman”, ini sejatinya harus dimaknai bagaimana memanfaatkan lautan Nusantara untuk pelayar