Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015

Menanti Revolusi di Pelabuhan

Gambar
Jangan terkejut dulu membaca judul tulisan ini. Dan, tulisan ini tidak hendak diniatkan untuk memicu upaya perubahan berkecepatan tinggi itu di pelabuhan. Kendati, sebagai kawasan dengan tingkat pergesekan sosial yang tinggi, pelabuhan sebetulnya merupakan lahan yang subur bagi kemunculan revolusi dan sejarah dunia telah membuktikan hal ini. Salah satunya adalah revolusi yang diusung oleh Lech Walesa. Mantan presiden Polandia yang juga mantan buruh galangan kapal Lenin Shipyards itu melancarkan gerakan Solidarnosc-nya dari pelabuhan Gdanks. Lalu, mengapa dipilih judul di atas? Karena, dalam konteks yang berbeda, revolusi kini memang diperlukan di pelabuhan. Adalah perubahan lingkungan strategis bisnis kepelabuhanan yang menyebabkan perlunya revolusi itu. Perubahan terjadi seiring dengan dioperasikannya kapal pengangkut peti kemas tipe triple E dalam 4 tahun terakhir oleh salah satu raksasa pelayaran dunia, Maersk Line. Dengan kemampuan menggendong peti kemas lebih dari 18

Seratus Hari Ambisi Maritim

Gambar
Tak terasa roda pemerintahan Presiden Joko Widodo telah lebih 100 hari usianya. Inilah masanya bagi kita untuk mengkilas-balik apa yang telah dicapai oleh Jokowi, begitu sapaan akrab presiden RI ke-7 itu, di bidang kemaritiman. Memang, tidak ada aturan yang mengharuskan bahwa kinerja pemerintahan musti dinilai dalam seratus hari. Namun, tidak ada pula aturan yang melarang siapa pun untuk menilai pemerintahan dalam masa seratus hari sejak ia dilantik. Apa lagi, sejak angin reformasi berhembus di Tanah Air media massa nasional telah menubuhkan satu praktik jurnalistik yang dikenal dengan pemberitaan “100 Hari Pemerintahan Presiden X”. Ambisi kemaritiman Jokowi terdiri dari dua bagian, yakni tol laut dan poros maritim. Keduanya dimunculkan ke hadapan publik oleh Jokowi saat kampanye pemilihan presiden (pilpres) 2014 lalu. Pengistilahan keduanya sangat khas Jokowi: out of the box alias tidak hendak tunduk kepada kelaziman dalam dunia kemaritiman mondial. Sebetulnya, penggunaan nom

Membaca Peluang dan Tantangan Dalam Bidang Kemaritiman

Gambar
Bidang kemaritiman nasional saat ini berada dalam kondisi yang sangat menggembirakan. Bagaimana tidak. Saat ini hampir semua orang membicarakan kemaritiman apa pun latar belakang mereka. Semuanya ini diawali dalam masa kampanye pemilihan presiden (pilpres) yang lalu. Masing-masing calon presiden, Joko Widodo dan Prabowo Subiyanto, berulang-ulang menyebut komitmen mereka untuk memajukan kemaritiman nasional jika menjadi presiden kelak. Sebagaimana yang sudah diketahui, akhirnya Joko Widodo terpilih sebagai presiden RI ke-7. Program kemaritiman yang menjadi andalannya adalah tol laut dan poros maritim yang sampai saat ini masih terus diperdebatkan oleh berbagai kalangan. Perdebatan berkisar, salah satunya, seputar masalah istilah kemaritiman dan kelautan. Sebagian besar anggota masyarakat mengidentikkan kemaritiman itu sama dengan perikanan, pariwisata bahari, riset kelautan dan sejenisnya.  Tidak ada yang salah dengan semua bidang tersebut. Hanya saja, secara tradisional da