Nord dan Schulte perkuat sinergi



Dua pemilik kapal (shipowner) utama dari Jerman, Bernard Schulte dan Rederei Nord, perkuat kerjasama dengan membuat sebuah perusahaan patungan. Didirikan di dua negara, Hamburg dan Singapura, korporasi ini akan memadukan kegiatan pemasaran dan charter dari 64 kapal yang mereka miliki serta 23 kapal baru yang saat ini tengah dibangun dan akan diserahkan dalam dua tahun ke depan.

“Nama perusahaan patungan itu adalah O&S Chartering. Adapun kapal yang akan ditawarkan kepada operator terdiri dari dry-bulk dan peti kemas. Untuk tahap awal, perusahaan patungan ini akan beroperasi di Hamburg, setelah itu di Singapura,” kata para shipowner itu seperti diberitakan oleh tabloid pelayaran TradeWinds.

Lebih lanjut diungkapkan, kapal dry-bulk yang tersedia berjumlah 15 unit dengan ukuran handysize, handymax dan panamax. Sementara, armada peti kemas berkekuatan 60 unit, mulai dari 1.160 TEU hingga 9.000 TEU.

Sebetulnya Nord dan Schulte sudah berkolaborasi sejak 1997 melalui Hamburg Tramp Owners’ Co-operation dan O&S Pool dalam menangani kapal-kapal berbobot 1.300 TEU-1.700 TEU. Kerjasama ini dihentikan tahun lalu. Pada 2013 ini kemitraan itu dilanjutkan dengan membentuk anak usaha bersama.

Direktur The National Maritime Institute (Namarin), Siswanto Rusdi menilai langkah yang ditempuh oleh shipowner Jerman itu bisa dijadikan model oleh pelaku bisnis pelayaran domestik dalam menyongsong penerapan beyond cabotage.

“Kita juga memiliki shipowner seperti mereka. Dan, kekuatan finansialnya juga tidak bisa diremehkan,” katanya. 

Hanya saja, lanjut spesialis keamanan maritim ini, shipowner dalam negeri belum terbiasa bekerjasama di antara mereka malah cenderung saling mematikan. “Kebutuhan kapal untuk beyond cabotage sangat besar dan ini membutuhkan pendanaan yang juga besar. Jika pengadaan kapal-kapal itu dilakukan masing-masing oleh operator, pastinya akan terasa berat. Karena itu apa yang dilakukan oleh Nord dan Schulte bisa dijadikan role model,” imbuhnya.****

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membedah Pengenaaan CHC dan THC di Pelabuhan

In search for a new IMO Secretary-General – assessing Indonesia’s strength at the Global Maritime Forum

Mungkinkah TNI-AL menjadi blue-water navy (kembali)?