Prospek Bisnis Terminal Kendaraan


Bisnis terminal kendaraan di Indonesia boleh dibilang relatif baru. Bila pengoperasian terminal kendaraan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II di Sindang Laut, Tanjung Priok, pada 2007 dianggap sebagai tonggak awal, maka bisnis yang satu ini berusia 13 tahun sekarang. Sebelumnya, pelayanan pengiriman kendaraan antarpulau dan antarnegara dilayani di terminal umum yang ada di pelabuhan terbesar tersebut.

Ibarat anak manusia, bisnis terminal kendaraan domestik masih anak baru gede (ABG). Galibnya remaja, energi PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) Tbk, anak usaha Pelindo II yang mengelola terminal kendaraan, tentu sangat besar, malah cenderung hiperaktif, untuk menunjukkan jati diri dalam bidang usaha yang digelutinya. Dan, tahun ini si remaja, Indonesia Kendaraan Terminal, boleh optimistis, masa depannya akan cerah.

Pasalnya, memasuki tahun 2020 ini, bisnis terminal kendaraan dalam negeri menyalakan sinyal yang cukup kuat bagi pelaku usaha. Dan, dengan energi besarnya, tadi IKT berpeluang sangat dominan untuk mendulang cuan yang ada di situ. Perusahaan publik berkode IPCC itu merupakan pemain tunggal sejauh ini dan tidak ada pesaing sama sekali.

Pertanyaannya kini, sinyal seperti apa yang memancar dari sektor usaha terminal kendaraan dan memberikan harapan cerah itu? Seberapa kuat? Ketika tulisan ini diselesaikan harga saham IPCC sedang tertekan, yakni Rp 600 per saham. Saat penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO), harganya Rp 1.640 per saham. Penurunan harga saham ini sepertinya karena pasar tidak atau belum melihat sinar cerah dari emiten itu setelah melantai di bursa.

Sinyal Kuat

Ada dua perkembangan di dalam negeri yang terkait erat dengan bisnis terminal kendaraan, yang pada gilirannya memancarkan sinyal kuat optimisme kepada semua stakeholder sektor ini. Pertama, masuknya pabrikan-pabrikan mobil baru, khususnya dari Negeri Panda atau China, menyusul produsen dari Korea Selatan dan India ke Indonesia. Sehingga, total output kendaraan domestik dapat dipastikan akan naik hingga dua kali lipat dari produksi existing.

Saat ini, produksi mobil dalam negeri 1,1 juta unit. Pemimpin pasarnya tentu saja pabrikan dari negeri matahari terbit atau Jepang. Dari diskusi dengan seorang petinggi IKT beberapa waktu lalu, penulis mendapat penjelasan, sebanyak 310.000 unit di antaranya diekspor melalui terminal kendaraan Tanjung Priok. Untuk pengiriman antarpulau, IKT melayani sebanyak 250.000 unit. Belum lama berselang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, dia ingin ekspor mobil bisa menembus angka 1 juta unit pada 2024. Prospek yang lumayan menjanjikan buat IKT.

Optimisme memancar pula dari kegiatan shipment alat-alat berat (heavy equipment) semacam mobile crane, ekskavator, dan lain-lain. Khusus yang satu ini, sinyalnya bukan hanya kuat, malah amat sangat kuat. Pemicunya tak lain adalah program pemerintah mengembangkan ibu kota baru di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi Kalimantan Timur. Pembangunan masif akan dijalankan di sana dalam lima tahun ke depan dan alat berat pastilah akan dibutuhkan untuk konstruksi bangunan dan bermacam utilitas lainnya dalam jumlah yang banyak.

Kedua adalah pembangunan pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat, yang direncanakan akan segera beroperasi dalam tahun ini. Yang segera beroperasi pada fase pertama adalah terminal kendaraan. Hal ini lagi-lagi menjadi modal bagi IKT karena berpeluang besar menjadi operator fasilitas tersebut. Sejauh ini, perusahaan itu adalah satu-satunya yang memiliki keahlian dan pengalaman sebagai pengelola terminal kendaraan di Indonesia.

Bukankah sebelumnya ada larangan badan usaha milik negara (BUMN) terlibat di Pelabuhan Patimban? Ah, bisa-bisanya Bapak itu saja. Tidak ada investor yang mau menyerahkan pengoperasian aset bernilai triliunan rupiah ke operator tak berpengalaman.

Informasi yang penulis dapatkan, IKT sudah melayangkan surat kepada pemerintah untuk ikut sebagai peserta tender operator terminal kendaraan Pelabuhan Patimban. Dengan keunggulan kompetensi yang dimilikinya, anak usaha Pelindo II tersebut berpeluang besar memenangkan tender.

Pembenahan Regulasi

Ada syarat agar peluang besar yang terpampang di hadapan IKT di atas bisa dimanfaatkannya dengan maksimal, yakni perlu pembenahan regulasi terlebih dahulu untuk mengaktualisasi potensi tadi. Aturan main yang ada sekarang tidak memungkinkan IPCC bergerak lincah.

Model bisnis pengoperasian terminal kendaraan di Indonesia saat ini memposisikan IKT lebih banyak sebagai pemeran pembantu ketimbang pemain utama. Kita urut mulai dari kapal pengangkut kendaraan (car carrier) sandar di dermaga Sindang Laut. Setelah sandar, kendaraan/mobil atau alat berat yang ada di atas kapal siap dikeluarkan dari kargo. Mereka dikemudikan oleh supir satu per satu menuju lapangan penumpukan. Jika berasal dari luar negeri, diparkir di selot internasional, sementara untuk antarpulau ditempatkan di lapangan domestik.

Semua kegiatan bongkar muat di atas, diistilahkan dengan stevedoring, dilakukan oleh perusahaan bongkar muat (PBM) yang bekerja sama dengan perusahaan pelayaran. PBM mengenakan biaya stevedoring Rp 175.500 per unit kendaraan untuk kendaraan dari luar negeri. Sementara kendaraan domestik dibanderol dengan harga Rp 420.000 per unit. IKT hanya mengenakan biaya terminal handling sebesar Rp 700.000 per kendaraan dari luar negeri dan Rp 420.000 per kendaraan domestik. Tarif ini sudah satu paket dengan biaya stevedoring PBM.

Sebetulnya, IKT bisa saja melayani bongkar-muat kendaraan, tetapi hal ini tergantung penunjukan oleh perusahaan pelayaran. Mekanisme ini diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut (SK Dirjen Hubla) No. B.XI-543/PP.008 tentang Penetapan Peningkatan Pengoperasian Fasilitas Terminal Kendaraan (Car Terminal) Pelabuhan Tanjung Priok, Provinsi DKI Jakarta.

Regulasi inilah yang perlu dibenahi. Perubahan ini bukan untuk menutup peluang swasta berkiprah di terminal kendaraan, melainkan, agar terjadi keadilan, yakni pihak yang mengeluarkan lebih banyak investasi mendapat bagian yang lebih signifikan dibanding mereka yang investasinya kecil.

Dimuat dalam koran Kontan edisi Sabtu, 1 Februari 2020

Komentar

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membedah Pengenaaan CHC dan THC di Pelabuhan

In search for a new IMO Secretary-General – assessing Indonesia’s strength at the Global Maritime Forum

Mungkinkah TNI-AL menjadi blue-water navy (kembali)?