Selama April 2013, Empat Kapal Dibajak di Perairan Asia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perairan Asia sedikit memanas. Penyebabnya, empat aksi kejahatan telah terjadi terhadap kapal dalam minggu terakhir April 2013. Demikian
dilaporkan oleh Information Sharing Center-Regional Cooperation
Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery Against Ships in Asia (ReCAAP) di Singapura.
“Kejadian pertama berlangsung pada 22 April di lepas pantai Tanjung Ayam, Malaysia pukul 22.50 waktu setempat dan yang menjadi target adalah tongkang Eng Tou 266. Kejadian kedua, 23 April pukul 04.07 waktu setempat, berlokasi pada 13 mil laut dari timur laut Pulau Bintan, di Laut Cina Selatan, dengan korban sebuah tanker pengangkut aspal, AD Phoenix,” ungkap Kepala Pusat Informasi Keamanan Maritim Indonesia (PIKMI) Moh Yasin kepada Tribunnews, Minggu (5/5/2013).
PIKMI adalah sebuah unit di bawah The National Maritime Institute(Namarin) yang khusus membidangi informasi aksi kejahatan terhadap kapal. PIKMI merupakan mitra ISC-ReCAAP di Indonesia.
Yasin mengatakan, aksi kejahatan ketiga menimpa tanker Nadiya Melisende pada 24 April pukul 04.00 waktu setempat pada posisi 15,4 mil laut dari utara timur laut Pulau Bintan, di Laut Cina Selatan.
Kejadian terakhir, berlangsung pada 29 April pukul 02.00 waktu setempat, pada posisi 3,2 mil laut dari barat laut Pulau Bintan di Selat Malaka dan Selat Singapura.
“Khusus untuk tongkang Eng Tou 266, hingga informasi kejahatan ini dikeluarkan oleh ISC-ReCAAP masih belum ditemukan,” katanya.
Kapal berbendera Singapura itu semula membuang sauh (anchorage) di posisi 14 mil laut dari mercusuar Horsburgh. Dilaporkan oleh saksi mata, kemudian sebuah kapal tunda tiba-tiba menarik Eng Tou 266 menuju arah selatan dari lokasi tambatan. Penyewa kapal telah melaporkan kejadi itu kepada Polisi Maritim Malaysia.
“Sementara kapal-kapal yang lain mengalami pencurian di mana para pencuri membawa barang-barang berharga milik kapal dan ABK. Mereka ada yang bersenjata pistol, ada juga parang. Pencuri meninggalkan kapal setelah berhasil menjarah apa yang mereka inginkan,” tuturnya.
Sumber: http://www.tribunnews.com/2013/05/05/selama-april-2013-empat-kapal-dibajak-di-perairan-asia
“Kejadian pertama berlangsung pada 22 April di lepas pantai Tanjung Ayam, Malaysia pukul 22.50 waktu setempat dan yang menjadi target adalah tongkang Eng Tou 266. Kejadian kedua, 23 April pukul 04.07 waktu setempat, berlokasi pada 13 mil laut dari timur laut Pulau Bintan, di Laut Cina Selatan, dengan korban sebuah tanker pengangkut aspal, AD Phoenix,” ungkap Kepala Pusat Informasi Keamanan Maritim Indonesia (PIKMI) Moh Yasin kepada Tribunnews, Minggu (5/5/2013).
PIKMI adalah sebuah unit di bawah The National Maritime Institute(Namarin) yang khusus membidangi informasi aksi kejahatan terhadap kapal. PIKMI merupakan mitra ISC-ReCAAP di Indonesia.
Yasin mengatakan, aksi kejahatan ketiga menimpa tanker Nadiya Melisende pada 24 April pukul 04.00 waktu setempat pada posisi 15,4 mil laut dari utara timur laut Pulau Bintan, di Laut Cina Selatan.
Kejadian terakhir, berlangsung pada 29 April pukul 02.00 waktu setempat, pada posisi 3,2 mil laut dari barat laut Pulau Bintan di Selat Malaka dan Selat Singapura.
“Khusus untuk tongkang Eng Tou 266, hingga informasi kejahatan ini dikeluarkan oleh ISC-ReCAAP masih belum ditemukan,” katanya.
Kapal berbendera Singapura itu semula membuang sauh (anchorage) di posisi 14 mil laut dari mercusuar Horsburgh. Dilaporkan oleh saksi mata, kemudian sebuah kapal tunda tiba-tiba menarik Eng Tou 266 menuju arah selatan dari lokasi tambatan. Penyewa kapal telah melaporkan kejadi itu kepada Polisi Maritim Malaysia.
“Sementara kapal-kapal yang lain mengalami pencurian di mana para pencuri membawa barang-barang berharga milik kapal dan ABK. Mereka ada yang bersenjata pistol, ada juga parang. Pencuri meninggalkan kapal setelah berhasil menjarah apa yang mereka inginkan,” tuturnya.
Sumber: http://www.tribunnews.com/2013/05/05/selama-april-2013-empat-kapal-dibajak-di-perairan-asia
Komentar
Posting Komentar